SYAWAL, BULAN SILATURRAHIM - BIDANG KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Latest

Info seputar kegiatan Bidang Kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta

Hubungi Kami

/BANNER 728X90/

Friday, September 17, 2010

SYAWAL, BULAN SILATURRAHIM

Syawal adalah nama bulan sesudah Ramadhan dalam kalender Hijriyah. Syawalan ialah amalan yang dilakukan di bulan Syawal. Amalan yg biasa dilakukan umat Islam pada bulan Syawal adalah puasa sunat selama enam hari di bulan Syawal/ orang Jawa menyebutnya 'nyawal'. Disamping itu, amalan yg jamak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah syawalan atau sering disebut halal bihalal.

Istilah syawalan/ halal bihalal memang berasal dari bahasa Arab. Uniknya, istilah itu tidak dikenal oleh masyarakat Arab, karena memang tidak terdapat dalam tradisi dan kebudayaan mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, syawalan memiliki arti “acara maaf-memaafkan” pada hari Lebaran. Sementara, istilah halal bihalal merupakan kata majemuk yang terdiri atas pengulangan kata bahasa Arab halal (baik atau diperbolehkan) yang diapit satu kata penghubung ba (Quraish Shihab, 1992).

Tradisi syawalan, kata Umar Kayam (1997), merupakan kreatifitas akulturasi budaya Jawa dan Islam. Ketika Islam hendak bersinggungan dengan budaya Jawa, timbul ketegangan-ketegangan yang muaranya menimbulkan disharmoni. Melihat fenomena itu, para ulama Jawa lantas menciptakan akulturasi-akulturasi budaya, yang memungkinkan agama baru itu diterima oleh masyarakat Jawa. Singkatnya, para ulama di Jawa dahulu dengan segenap kearifannya, mampu memadukan kedua budaya yang bertolak belakang, demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.

Sungkeman dan Ketupat

Siapa yang mula-mula mengenalkan tradisi syawalan, belum diketahui secara pasti. Menurut Ibnu Djarir (2007), tradisi syawalan dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit, dengan tertib dan teratur melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.


Tradisi sungkem yang merupakan inti kegiatan syawalan, mengalami perluasan seiring dengan perkembangan zaman. Sungkeman saat ini dilakukan kepada semua orang tua. Makna sungkeman itu, sejatinya sangat mulia dan terpuji. Sebagai lambang penghormatan kepada yang lebih tua, dan permohonan maaf. Seusai sungkeman, biasanya dilakukan jamuan makan dengan menu utama ketupat.

Tradisi syawalan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu, kini dilestarikan oleh organisasi-organisasi Islam, maupun instansi pemerintah dan swasta dengan istilah halal bihalal. Menariknya, peserta halal bihalal, tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama, suku, ras dan golongan. Tradisi itu bukan lagi milik umat Islam dan masyarakat Jawa saja, tetapi menjadi milik segenap bangsa Indonesia. Tradisi ini juga kaya dengan kearifan dan kesalehan yang relevan dengan konteks kekinian.

Para pegawai berbaris rapi mulai dari jalan masuk kantor Poltekkes

Syawalan di Poltekkes Kemenkes Yk
Memasuki hari pertama masuk kerja Pegawai Negeri Sipil pada hari Selasa, 14 Sept 2010, sebagaimana tradisi selama ini selalu diawali dgn menu utama Syawalan/halal bihalal, berjabatan tangan, saling bermaaf-maafan, cipika-cipiki diantara civitas akademika, karywn-dosen, antara staf dan pimpinan.

Barisan memanjang hingga di dalam loby kantor Poltekkes Ykt

Pegawai dari Jurusan Analis Kes, Jurusan Kebidanan, dan Jurusan Kes.Gigi berdatangan ke Kampus Terpadu/ Direktorat di Jl. Tata Bumi 3, Banyuraden, Gamping utk bersyawalan. Kegiatan dimulai pd pukul 08.00 - 10.00 WIB bertempat di Ruang Lobby kantor Direktorat Poltekkes Ykt lantai 1. Para karywn-dosen yg telah mendahului datang di kantor, kemudian membentuk barisan berdiri di sepanjang jalan masuk kantor Poltekkes berjejer hingga sekeliling Ruang Lobby kantor. Para karyawan-dosen yg datang belakangan akan berputar menjabat tangan karywn-dosen Poltekkes lainnya yg telah datang lebih awal.

Setelah beramah tamah secukupnya, para pegawai pun langsung pulang, meneruskan syawalan di lingkungan masing2. Sedangkan para pimpinan (Direktur, Pudir, dan Kajur) meneruskan kegiatan syawalan di Kantor Dinas Kesehatan Prop. DIY, Jl. Tompeyan, Yogyakarta

Beberapa usulan yg perlu ditindak lanjuti demi kebaikan pelaksanaan acara Syawalan/halal bi halal Poltekkes Ykt ini adalah:
  • penyediaan snack utk hadirin yg datang (lebih baik lagi jika menunya ketupat), karena ini saat yg penuh kebahagiaan, apalagi bagi pegawai yg telah datang dari jauh2/dari kampus di luar Banyuraden.
  • kegiatan ini dpt di-rolling sebagaimana pelaksanaan Tarling (Taraweh Keliling) RDKP, berpindah2 di lokasi kampus Jurs lainnya agar dapat saling bersilaturrahmi diantara sesama civitas Poltekkes Yk.
Selamat Melaksanakan Syawalan. Mohon Maaf Lahir dan Batin... !

Referensi:
  1. http://sunatullah.com/tulisan-artikel/tradisi-syawalan.html
  2. http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/09/09/28/78367-syawalan

No comments:

Post a Comment