Hal ini sesuai dgn surat edaran Direktur agar di awal bulan Januari ini dilakukan penataan, kerapian, dan kebersihan masing-masing ruangan di Direktorat Poltekkes Depkes Ykt, sebagaimana yg telah diposting sebelumnya.
Saking banyaknya tumpukan kertas, kardus, dan juga debu yg menyertainya, para staf Urusan Kepegawaian bahkan harus menggunakan masker dan meminta bantuan staf lainnya utk menyapu, membersihkan dan memindah berkas2 tsb. Jika tidak, maka dipastikan mereka akan mengalami bersin2 karena debu yg berterbangan, dan membutuhkan waktu berhari-hari utk menyelesaikan bersih2 ruangan kepegawaian ini.
Sekedar informasi, Gerakan Jumat Bersih pertama kali dicanangkan mantan Menteri Kesehatan Prof Dr Sujudi (almarhum), guna membudayakan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Namun begitu berganti pemerintahan, gerakan itu melempem.
Suasana kerja yg tertata rapi, bersih akan sangat menunjang produktifitas kerja sehingga dapat dihindari terjadinya Sick building syndrome- yaitu sindroma yg diderita seorang (pekerja/pegawai) terkait dengan kondisi lingkungan tempat kerja/tempat tinggalnya yg tidak sehat/bersih. Gejala yg tampak dapat berupa: tingginya tingkat kesakitan atau ketidakhadiran karyawan, menurunnya produktivitas, rendahnya kepuasan kerja dan tingginya tingkat pergantian karyawan. (Sepertinya gejala yg disebutkan pertama sampai ketiga sudah terdeteksi terjadi di Poltekkes)
By the way, kalau membersihkan berkas2 kerja saja serepot ini, bagaimana pula dgn memelihara kebersihan hati ya !?... Tapi, yg menjadi masalah adalah: Apakah kita menyadari bahwa hati kita juga bisa kotor dan berdebu sehingga juga perlu dibersihkan slalu ?!?
Referensi:
1. Sick building syndrome, Wikipedia
2. Sick_building_syndrome, Manfred Kaiser
3. Sick_building_syndrome, www.medicinenet.com
4. Gerakan Jumat Bersih, www.beritakota.co.id
No comments:
Post a Comment